BAB I
PENDAHULUAN
A. IDENTITAS SEKOLAH
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Payakumbuh
Alamat Sekolah : Jl. Merapi 04 Payakumbuh
Mata Pelajaran : Sosiologi
Kelas/Semester : X/2 (pertemuan 1-5)
B. STAN DAR KOMPETENSI
“Memahami Nilai Dan Norma Dalam Proses Pengembangan
Kepribadian "
C. KOMPETENSI DASAR
"Menjelaskan Sosialisasi Sebagai
Proses Dalam Pembentukan Kepribadian"
D. INDIKATOR
Ø
Menjelaskan pengertian sosialisasi berdasarkan pendapat
para ahli
Ø
Menjelaskan tujuan sosialisasi
Ø
Menjelaskan tahapan proses sosialisasi dalam pembentukan
kepribadian
Ø
Menjelaskan agen sosialisasi
Ø
Menjelaskan bentuk-bentuk sosialisasi
Ø
Menjelaskan tipe-tipe sosialisasi
Ø
Menjelaskan pengertian kepribadian.
Ø
Menjelaskan faktor pembentuk kepribadian
Ø
Menjelaskan unsur-unsur penyusun kepribadian.
Ø
Menjelaskan hubungan sosialisasi dengan kepribadian.
Ø
Menjelaskan pengertian kebudayaan
Ø
Menjelaskan unsur-unsur kebudayaan.
Ø
Menjelaskan hubungan kebudayaan dengan kepribadian.
E. TUJUAN PEMBELAJARAN
Ø
Siswa dapat menjelaskan pengertian sosialisasi
berdasarkan pendapat para ahli
Ø
Siswa dapat menjelaskan tujuan
sosialisasi
Ø
Siswa dapat menjelaskan tahapan
proses sosialisasi dalam pembentukan kepribadian
Ø
Siswa dapat menjelaskan agen
sosialisasi
Ø
Siswa dapat menjelaskan
bentuk-bentuk sosialisasi
Ø
Siswa dapat menjelaskan
tipe-tipe sosialisasi
Ø
Siswa dapat menjelaskan
pengertian kepribadian.
Ø
Siswa dapat menjelaskan faktor
pembentuk kepribadian
Ø
Siswa dapat menjelaskan
unsur-unsur penyusun kepribadian.
Ø
Siswa dapat menjelaskan
hubungan sosialisasi dengan kepribadian.
Ø
Siswa dapat menjelaskan
pengertian kebudayaan
Ø
Siswa dapat menjelaskan
unsur-unsur kebudayaan.
Ø
Siswa dapat menjelaskan
hubungan kebudayaan dengan kepribadian
SOSIALISASI DALAM PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN
A. Pengertian Sosialisasi
Manusia berbeda dari binatang. Perilaku pada binatang
dikendalikan oleh instink/naluri yang merupakan bawaan sejak awal kehidupannya.
Binatang tidak menentukan apa yang harus dimakannya, karena hal itu sudah
diatur oleh naluri. Binatang dapat hidup dan melakukan hubungan berdasarkan
nalurinya.
Manusia merupakan mahluk tidak berdaya kalau hanya
mengandalkan nalurinya. Naluri manusia tidak selengkap dan sekuat pada
binatang. Untuk mengisi kekosongan dalam kehidupannya manusia mengembangkan
kebudayaan. Manusia harus memutuskan sendiri apa yang akan dimakan dan juga
kebiasaan-kebiasaan lain yang kemudian menjadi bagian dari kebudayaannya.
Manusia mengembangkan kebiasaan tentang apa yang dimakan, sehingga terdapat
perbedaan makanan pokok di antara kelompok/masyarakat. Demikian juga dalam hal
hubungan antara laki-laki dengan perempuan, kebiasaan yang berkembang dalam
setiap kelompok menghasilkan bermacam-macam sistem pernikahan dan kekerabatan
yang berbeda satu dengan lainnya. Dengan kata lain, kebiasaan-kebiasaan pada
manusia/masyarakat diperoleh melalui proses belajar, yang disebut sosialisasi.
Berikut beberapa definisi mengenai sosialisasi.
- Charlotte Buller sosialisasi adalah proses yang membantuk individu-individu belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup dan berfikir kelompoknya agar dia dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya.
- Peter l. Berger sosialisasi adalah suatu proses ketika seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat.
- Soerjono Soekanto sosialisasi merupakan proses mengkomunikasikan kebudayaan kepada warga masyarakat yang baru.
- Koentjaraningrat sosialisasi merupakan suatu proses, yaitu proses belajar kebudayaan dalam hubungan dengan sistem sosial. Dalam proses tersebut seorang individu dari masa anak-anak hingga masa tuanya belajar pola-pola tindakan dalam interaksi dengan segala macam individu sekelilingnya yang menduduki beraneka macam peranan sosial yang mungkin ada dalam kehidupan sehari-hari.
- Irvin L. child dalam bukunya sosialization mengatakan bahwa sosialisasi adalah segenap proses individu yang dilahirkan dengan banyak sekali potensi tingkah laku. Dituntut untuk mengembangkan potensi tingkah laku aktualnya, yang dibatasi di dalam satu jajaran menjadi kebiasaannya dan bisa diterima olehnya sesuai dengan standar-standar dari kelompoknya.
- Hasan Shadily; Sosialisasi adalah proses di mana seseorang mulai menerima dan menyesuaikan diri terhadap adat istiadat suatu golongan. Di mana lambat laun ia akan merasa sebagian di golongan itu.
- Robert M.Z. Lawang: Sosialisasi adalah proses mempelajari nilai, norma, peran dan persyaratan lainnya yang diperlukan untuk memungkinkan seseorang dapat berpartisipasi secara efektif dalam kehidupan sosial.
- Horton dan Hunt: Suatu proses yang terjadi ketika seorang individu menghayati nilai-nilai dan norma-norma kelompok di mana ia hidup sehingga terbentuklah kepribadiannya.
Sosialisasi mencakup beberapa hal sebagai berikut :
- Kegiatan belajar menurut Dimyati dan kawan-kawan, belajar adalah peristiwa komplek dan berkelanjutan yang berlangsung setiap hari.
- Penyesuain diri
- Pengalaman mental. Pengalaman seseorang sebagai hasil dari proses sosialisasi dan internalisasi nilai akan mengakibatkan terbentuknya sikap pada diri seseorang.
Dalam
proses sosialisasi terjadi paling tidak tiga proses, yaitu: (1) belajar nilai
dan norma (sosialisasi), (2) menjadikan nilai dan norma yang dipelajari
tersebut sebagai milik diri (internalisasi), dan (3) membiasakan tindakan dan
perilaku sesuai dengan nilai dan norma yang telah menjadi miliknya
(enkulturasi).
1. Fungsi Sosialisasi
1)
Bagi individu: agar dapat hidup secara wajar dalam
kelompo/masyarakatnya, sehingga tidak aneh dan diterima oleh warga masyarakat
lain serta dapat berpartisipasi aktif sebagai anggota masyarakat
2)
Bagi masyarakat: menciptakan keteraturan sosial melalui /
dengan memfungsikan sosialisasi sebagai
sarana pewarisan nilai dan norma serta pengendalian sosial.
2. Tujuan Sosialisasi
1)
sosialisasi nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dapat
memberikan kepada si anak bekal untuk mampu berinteraksi dengan masyarakat.
2)
Supaya masyarakat tetap dengan semua nilai dan norma yang
ada dalam masyarakat.
3)
Memberi dan menambah kemampuan berkomunikasi secara
efektif dan efisien mengembangkan kemampuan membaca, menulis dan bercerita.
4)
Proses pembentukan sikap.
5)
Memberikan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan seorang
individu untuk hidup bermasyarakat.
6)
Membantu pengandalian fungsi organik yang dipelajari
melalui latihan mawas diri.
7)
Membiasakan individu dengan nilai-nilai kepercayaan pokok
dan mendasar yang ada pada masyarakat dimana ia tinggal.
3. Proses Tahapan Sosialisasi
a. Tahap Persiapan (Preparatory stage)
Tahap persiapan adalah suatu tahap
persiapan bagi seseorang dalam dalam mengenal dunia sosialnya, termasuk
persiapan untuk memperoleh pemahaman tentang dirinya. Tahap ini di alami
seseorang sejak ia dilahirkan ke dunia (1-5 tahun). Dalam tahap ini individu
meniru perilaku orang-orang yang ada di sekitarnya, tetapi belum mampu memberi
makna apapun dari tindakan yang ditiru.
(Merupakan peniruan murni.)
Contonya ketika seorang anak balita
belajar berbicara pertama kali la dikenalkan dengan kata-kata yang mudah
ditirunya kata " minum" dengan kata "makan" dengan
"mam-mam".
b. Tahap meniru (play Stage)
Play Stage, atau tahap
permainan (usia 6 – 12 tahun), anak mulai memberi makna terhadap perilaku yang
ditiru. Mulai mengenal bahasa. Mulai mendefinisikan siapa dirinya
(identifikasi diri) sebagaimana definisi
yang diberikan oleh significant other.
Significant other merupakan orang
yang secara nyata penting bagi seseorang dalam proses sosialisasi. Bagi anak-anak dalam tahap play stage,
orangtua merupakan significant other. Bahkan, anak-anak tidak
dapat memilih siapa significant other-nya! Ketika ada yang menyapa: “Hi,
Agus”, maka anak mengerti: “Oh – aku Agus”. “Hi, Pintar”. “Oh, aku pintar”.
“Bodoh banget kamu”. “Oh, aku bodoh banget”, dan setertusnya. Definisi diri
pada tahap ini sebagaimana yang diberikan oleh significant other.
c. Tahap Siap Bertindak (Game Stega)
§
Tahap ini berbeda dari tahap permainan, karena tindakan
meniru digantikan dengan
tindakan yang disadari.
§
Tidak hanya mengetahui peran yang dijalankannya, tetapi
juga peran orang lain dengan
siapa ia
berinteraksi.
§
Bisakah Anda membedakan antara “bermain bola” dengan
“pertandingan sepakbola”?
Bermain bola dapat
dilakukan oleh anak-anak pada yang telah mengalami sosialisasi
tahap play stage,
tetapi bertanding sepakbola baru dapat dilakukan oleh anak-anak yang telah
mengalami sosialisasi pada tahap game stage. Mengapa demikian? Karena dalam pertandingan
sepakbola ada prosedur dan tatacara yang harus ditaati. Anak-anak akan memahami
tentang prosedur dan tatacara apabila telah mengalami sosialisasi pada tahap game
stage. ( 13 – 17 tahun).
d. Tahap Penerimaan Norma Kolektif (generalized
Stage) ( 17 tahun keatas)
Pada tahap ini individu telah mampu mengambil
peran yang dijalankan oleh orang-orang dalam masyarakatnya, ia telah mampu
berinteraksi dan memainkan perannya dengan berbagai macam orang dengan status,
peran dan harapan yang berbeda-beda dalam masyarakatnya.
Pada tahap ini
seorang telah dianggap dewasa. Dia telah mampu menempatkan dirinya pada posisi
masyarakat secara luas. Dimana individu telah mampu mentaati nilai dan norma yang ada dalam mayarakat, mereka
telah menjadi anggota masyarakat sepenuhnya.
Menurur Charles H. Cooley menekankan pentingnya
peran interaksi dalam proses sosialisasi dimana seorang berkembang
melalui interaksinya dengan orang lain yang terbentuk melalui tiga
tahap :
Ø
Kita membayangkan
bagaimana kita di mata orang lain.
Ø
Kita membayangkan
bagaimana orang lain menilai diri kita.
Ø
Bagaimana perasaan
kita sebagai akibat penilaian tersebut.
B. Agen Sosialisasi
Agen
sosialisasi adalah pihak-pihak yang melaksanakan sosialisasi. Dapat juga
disebut
sebagai
media sosialisasi.
Jacobs
dan Fuller (1973), mengidentifikasi empat agen utama sosialisasi, yaitu: (1)
keluarga,
(2) kelompok pertemanan, (3) lembaga pendidikan, dan (4) media massa. Para ahli
sosiologi menambahkan juga peran dan pengaruh dari
lingkungan kerja.
1.
Keluarga
Keluarga merupakan institusi yang paling
penting pengaruhnya terhadap proses sosialisasi manusia karena keluarga
mempakan kelompok primer yang selalu tatap muka diantara anggotanya, sehingga
dapat selalu mengikuti perkembangan anggota-anggotanya, orang tua mempunyai
kondisi yang tinggi untuk mendidik anak-anaknya sehingga menimbulkan hubungan
emosional yang kuat dalam proses sosialisasi dan adanya hubungan sosial yang
tetap. Peran sosialisasi dalam keluarga rnempunyai fungsi dominan dalam
pembentukan keperibadian anak 3 . Keluarga adalah ling bagi setiap
lingkungan yang pertama dan utama bagi setiap individu. Dalam hal ini peran
orang tua :
§
Memberikan
pengawasan dan pengendalian yang sewajarnya dengan tujuan agar jiwa anak tidak merasa
tertekan.
§
Mendorong agar anak bisa membedakan
anatar perilaku yang baik dan buruk dan benar salah serta pantas dan tidak
pantas dilakukan.
§
Menjadi teladan dan memberikan contoh yang baik bagi
anak-anaknya.
Pola sosialisasi dalam
keluarga
Terdapatnya dua macam pola proses
sosialisasi di lingkungan keluarga, yaitu sebagai berikut :
a) Sosialisasi
Represif (Repressive sicialization)
Yaitu pola sosialisasi
yang mengutamakan kepatuhan anak terhadap orang tua. Ciri-ciri yang lain dari pola sosialisasi seperti ini adalah menghukum prilkau yang
keliru, hukuman dan imbalan berupa materi, menekankan
komunikasi yang bersifat satu arah dan berisi perintah,
berpusat pada orang tua, anak memperhatikan orang tua, serta keluarga merupakan
dominasi
orang tua. [dapat mengakibatkan anak cacat fisik...?], untuk lebih jelasnya sosialisasi Represif menekankan pada:
(1) penggunaan
hukuman,
(2) memakai materi
dalam hukuman dan imbalan,
(3) kepatuhan anak
pada orang tua,
(4) komunikasi
satu arah (perintah),
(5) bersifat
nonverbal,
(6) orang tua
sebagai pusat sosialisasi sehingga keinginan orang tua menjadi penting.
(7)
keluarga menjadi significant others.
b) Sosialisasi Partisipatoris (Partisipatory Sosialization)
Yaitu pola pola sosialisasi yang
mengutmnakan adanya partisipasi dari anak. Dalam pola sosialisasi
seperti ini anak diberi kebebasan dimana anak-anak diberi imbalan ketika anak berperilaku baik dan diberi hukuman ketika ia berbuat kesalahan. Cirl-cirl
yang, melekat pada sosialisasi pertisipatoris
adalah penekanan pada interaksi dan komunikasi yang bersifat
lisan
dan dua arah, sehingga hukuman dan imbalan yang diperoleh anak bersifat simbolis. Sosialisasi partisipatoris menekankan pada
(1) individu diberi imbalan jika berkelakuan
baik,
(2) hukuman dan imbalan bersifat simbolik,
(3) anak diberi
kebebasan,
(4) penekanan pada interaksi,
(5) komunikasi terjadi secara lisan/verbal,
(6) anak pusat sosialisasi sehingga keperluan
anak dianggap penting, dan
(7) keluarga menjadi generalized others
- Kelompok Bermain / teman sebaya
Agen
sosialisasi bagi anak setelah keluarga adalah teman atau kelompok bermain yang
dalam istilah sosiologi disebut peer group. Kelopok bermain pada usia
anak--anak- meliputi teman-teman, tetangga, keluarga, dan kerabat yang sebaya
dengannya. Dalam kelompok ini seorang anak mulai belajar aturan-aturan yang belum
tentu sama dengan kebiasaan yang dilakukannya di dalam kelaurga. la dituntut
untuk menghargai hak orang lain, toleran
terhadap teman, serta memainkan suatu peran tertentu. Adapun peranan
positif kelompok bermain sebagai berikut :
· Anak merasa aman dan nyaman karena dianggap penting dalam kelompoknya..
· Kelompok persahabatan dapat mengembangkan sikap kemandirian remaja dengan
baik
·
Remaja dapat tempat yang baik untuk
menyalurkan rasa kecewa, khawatir, takut, gembira, dan sebagainya yang
mungkin tidak didapatkan dirumah.
·
Remaja dapat mengembangkan
keterampilan sosial yang mungkin berguna bagi kehidupannya kelak
melalui interaksi dalam kelompoknya.
·
Kelompok
persahabatan biasanya memiliki pola perilaku dan
kaidah-kaidah tertentu yang dapat mendorong remaja untuk bersikap lebih dewasa.
· Setiap anggota kelompok dapat mengembangkan keterampilan berorganisasi.
3. Lembaga
pendidikan / Sekolah
Sekolah
merupakan salah satu agen sosialisasi di dalam sistem pendidikan formal.
Seseorang akan mempelajari hal-ahal yang
baru yang belum pernah dipelajarinya di dalam keluarga maupun kelompok bermain melalui sekolah.
Di lingkungan rumah, seorang anak menghargai.
Dalam lembaga pendidikan sekolah
seseorang belajar membaca, menulis, dan berhitung. Aspek lain yang juga dipelajari adalah aturan-aturan
mengenai kemandirian
(independence), prestasi (achievement), universalise, dan kekhasan (specificity)
bantuan dari orang tuanya dalam melaksanakan berbagai
pekerjaan, tetapi di sekolah sebagian besar tugas
sekolah harus dilakukan sendiri dengan penuh rasa tanggung jawab. Sekolah sebagai agen sosialisasi dapat
mempengaruhi perkembangan intelektual, disamping itu juga mempengaruhi
perkembangan kepribadian.
Sekolah sangat
berperan untuk mengantarkan para pelajar agar menjadi dirinya sendiri dengan
baik. Untuk itu sekolah
mengemban beberapa fungsi seperti:
a. Mengembangkan potensi para pelajar agar
memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan dalam kehidupannya kelak.
b. Mewariskan dan mengembangkan nilai-nilai
kebudayaan yang telah terbina secara tradisional sehingga akan tetap terjaga
kelestariannya.
c. Membina para pelajar untuk menjadi warga
negara yang baik, berjiwa demokratis, berwawasan kebangsaan.
d. Membina para pelajar untuk menjadi
manusia-manusia yang berjiwa religius, yakni manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Proses pendidikan yang diselenggarakan di
sekolah akan berhasil secara maksimal apabila didukung oleh proses pendidikan
yang berlangsung di dalam keluarga dan di masyarakat. Keluarga, masyarakat, dan
sekolah merupakan tiga pusat pendidikan atau dikenal dengan istilah Tri Pusat
Pendidikan yang sangat besar pengaruhnya bagi perkembangan kepribadian
seseorang.
4. Peran media massa
Para ilmuwan sosial telah banyak membuktikan
bahwa pesan-pesan yang disampaikan melalui media massa (televisi, radio, film,
internet, surat kabar, makalah, buku, dst.)
memberikan
pengaruh bagi perkembangan diri seseorang, terutama anak-anak. Beberapa hasil
penelian menyatakan bahwa sebagaian besar waktu anak-anak dan remaja dihabiskan
untuk menonton televisi, bermain game online dan berkomunikasi melalui internet,
seperti yahoo messenger, google talk, friendster, facebook, dll.
Diakui oleh
banyak pihak bahwa media massa telah berperan dalam proses homogenisasi, bahwa
akhirnya masyarakat dari berbagai belahan dunia memiliki struktur dan kecenderungan
cara hidup yang sama
5. Sistem/lingkungan kerja
dan masyarakat
Di lingkungan kerja seseorang juga belajar
tentang nilai, norma dan cara hidup. Tidaklah berlebihan apabila dinyatakan
bahwa cara dan prosedur kerja di lingkungan militer berbeda dengan di
lingkungan sekolah atau perguruan tinggi. Seorang anggota tentara akan
bersosialisasi dengan cara kerja lingkungan militer dengan garis komando yang
tegas. Dosen atau guru lebih banyak bersosialisasi dengan iklim kerja yang
lebih demokratis.
Masyarakat
Masyarakat memberikan pengaruh yang basar dalam proses
sosialisasi seseorang. Pada masyarakat pedesaan yang bersifat homogen sehinnga.
proses sosialisasi berjalan dengan lancar tetapi pada masyarakat perkotaan yang
tingkat kemajemukannya sangat tinggi sehingga proses sosialisasi agak sulit
terjadi.
C.
Bentuk-Bentuk Sosialisasi
1. Sosialisasi
Primer
Menurut Peter L. Berger dan Luckman menyatakan bahwa
sosialisasi primer adalah sosialisasi pertama yang dijalani individu dari masa
anak-anak (kecil) melalui belajar
menjadi anggota masyarakat (keluarga). Proses sosialisasi primer
berlangsung pada anak berusia 1-5 tahun ketika anak tersebut belum memasuki
lingkungan pendidikan formal di sekolah. Pada tahap berlangsungnya sosialisasi
primer peran orang-orang terdekat anak menjadi sangat panting, hal tersebut
terjadi karena anak melakukan poly interaksi terbatas dalam komunitas tersebut,
sehingga warna kepribadian anak akan banyak ditentukan oleh warna kepribadian
dan interaksi yang terjalin antara si anak dengan orang-orang yang terdekat. Sosialisasi
primer bukan hanya sekedar proses awal berlangsungnya sosialisasi, namun Iebih
dari itu adalah dasar pembentukan karakter dan karakter anak.
2. Sosialisasi
sekunder
sosialisasi ini merupakan proses sosialisasi lanjutan
dari sosialisasi primer dalam rangka memperkenalkan individu ke dalam kelompok
tertentu dalam masyarakat. Terdapatnya dua bentuk sosialisasi sekunder yaitu
sebagai herikut :
a.
Resosialisasi
yaitu proses sosialisasi di mana seseorang mendapat suatu identitas diri yang
baru.
b.
Desosialisasi
yaitu proses sosialisasi di mana seseorang mengalami pencabutan identitas diri
yang telah dimiliki.
Menurut
Goffman kedua proses tersebut berlangsung dalam institusi total, yaitu tempat tinggal dan tempat bekerja.
Tipe-Tipe
Sosialisasi
Tipe sosialisasi dapat dibedakan menjadi
dua macam, yaitu sebagai berikut
1.
Sosialisasi formal
adalah sosilisasi yang terjadi
melaluai lembaga-lembaga yang berwenang menurut ketentuan yang berlaku
dalam negara, misaInya pendidikan di sekolah.
2.
Sosialisasi informal
adalah sosialisasi yang bersifat
kekeluargaan, misalnya antar teman (sahabat), antar anggota klub, dan
kelompok-kelompok sosial, dan dalam keluarga.
3.
Sosialisasi non formal
Adalah sosialisasi yang
berlangsung dalam masyarakat, misalnya bimbingan belajar, kursus-kursus.
Ketiga
tipe sosilisasi di atas pada dasamya tetap mengarah pada pertumbuhan
kepribadian anak agar sesuai dengan nilai dan norma sosial yang berlaku dalam
masyarakat di lngkungannya.
D. Fungsi nilai dan norma sosial dalam proses sosialisasi
Ada beberapa fungsi nilai sosial dalam
proses sosialisasi
- Sebagai pendorong. Nilai sosial yang berfungsi sebagai pendorong adalah nilai-nilai yang berkaitan dengan cita-cita dan harapan.
- Sebagai petunjuk arah. Nilai sosial memengaruhi cara berfikir, berperasaan, bertindak, dan menjadi panduan dalam menentukan pilihan.
- Sebagai alat pengawas. Nilai sosial menuntun, mendorong, bahkan tidak jarang pula memaksa anggota masyarakat untuk bertindak dan berperilaku sesuai dengan nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Apabila ada seseorang yang melanggar nilai dan norma maka ia akan merasa bersalah dan tersiksa.
- Sebagai alat solidaritas. Solidaritas dalam kelompok atau masyarakat akan terjaga dengan adanya nilai sosial.
- Sebagai benteng perlidungan. Artinya dapat menjaga stabilitas budaya dalam suatu kelompok, maupun masyarakat yang bersangkutan.
E. Desosialisasi dan Resosialisasi
Beberapa lembaga yang
ada dalam masyarakat berfungsi melaksanakan proses resosialisasi
terhadap anggota
masyarakat yang perilakunya tidak sesuai harapan sebagian besar warga
masyarakat (baca:
menyimpang), dari yang penyimpangannya berkadar ringan sampai yang
berat.
Lembaga yang dimaksud
antara lain: penjara, rumah singgah, rumah sakit jiwa, pendiidkan militer, dan
sebagainya. Di lembaga-lembaga itu nilai-nilai dan cara hidup yang telah
menjadi milik diri seseorang, karena tidak sesuai dengan nilai dan norma serta
harapan sebagian besar warga masyarakat, dicabut (desosialisasi) dan digantikan
dengan nilai-nilai dan cara hidup baru yang sesuai dengan harapan sebagian
besar warga masyarakat. Proses penggantian nilai dan cara hidup lama dengan
nilai dan cara hidup baru ini disebut resosialisasi.
SOSIO INFO
SOSIALISASI
Menurut Hasan Mustafa,
sosialisasi adalah sebuah proses di mana kita belajar melalui interaksi dengan
orang lain, tentang cara berpikir, merasakan, dan bertindak, di mana kesemuanya
itu merupakan hal-hal yang sangat penting dalam menghasilkan partisipasi sosial
yang efektif.
Peran sosialisasi dalam
kehidupan manusia sangat penting, antara lain mampu memberikan dasar bagi
manusia untuk berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat dan mampu
melestarikan kehidupan masyarakat itu sendiri. Tanpa adanya
sosialisasi, mustahil manusia untuk mengembangkan kehidupan sosial dengan
sesamanya. Sementara itu, tanpa adanya sosialisasi nilai-nilai budaya maka
generasi penerus akan kesulitan menemukan identitas budayanya.
Ada beberapa syarat terjadinya
sosialisasi, antara lain sebagai berikut. Pertama, secara biologis memungkinkan
manusia untuk selalu mengadakan pembelajaran. Ia lebih mudah beradaptasi dengan
lingkungan yang senantiasa berubah dari waktu ke waktu. Sosialisasi manusia
senantiasa
berkembang seiring
dengan perkembangan biologisnya. Kedua, lingkungan yang baik juga akan
mempermudah manusia dalam bersosialisasi. Sosialisasi dilakukan manusia sejak
ia dilahirkan di dunia. Semenjak bayi, manusia telah hidup dalam lingkungan
sosial. Oleh karena itu, fungsi
sosialisasi adalah
mengalihkan segala macam informasi yang ada dalam masyarakat tersebut kepada
anggota-anggota barunya agar mereka dapat segera dapat berpartisipasi di
dalamnya. Artinya, yang disosialisasikan oleh manusia adalah kebudayaan yang
berintikan nilai yang berkaitan dengan hal baik dan buruk serta norma yang
berkaitan dengan aturan baku
yang harus dipatuhi
manusia. Sosialisasi bisa berlangsung karena peran institusi, media massa,
individu, dan kelompok.
Ada tiga teori yang menjelaskan
proses pembelajaran dalam sosialisasi.
1. Teori
pembelajaran sosial (social learning theory)
Menurut B.F. Skinner (1953),
proses pembelajaran sosial bisa dilakukan dengan mengkondisikan. Orang tua yang
menginginkan anaknya taat dan patuh, bisa mengkondisikan keadaan di lingkungan
rumahnya dengan memberi contoh, menasihati, memuji, atau memberi hukuman.
Menurut
Albert Bandura, proses pembelajaran dalam sosialisasi bisa dilakukan dengan
meniru perilaku orang lain. Anak bisa berperilaku disiplin dengan meniru
kedisiplinan yang diterapkan kedua orang tuanya.
2. Teori perkembangan individu (developmental
theory)
Menurut Erik Ericson (1950),
dalam sosialisasi ada delapan tahap perkembangan: rasa percaya pada lingkungan,
kemandirian, inisiatif, kemampuan psikis dan pisik, identitas diri, hubungan
dengan orang lain secara intim, pembinaan keluarga/keturunan, penerimaan
kehidupan.
3.
Teori interaksi simbolis (symbolic interaction theory)
Inti dari teori ini adalah
memusatkan pada kajian tentang bagaimana individu menginterpretasikan dan
memaknakan interaksi-interaksi sosialnya. Menurut Herbert Mead (1934) ada tiga
proses tahapan pengembangan diri: preparatory stage saat anak mencoba
memberikan makna pada perilakunya, play stage saat anak mulai belajar berperan
seperti orang lain, dan game stage saat anak melatih ketrampilan sosialnya.
Sumber: dikutip secara bebas
dari tulisan Hasan Mustafa dalam
http://home.unpar.ac.id/~hasan/SOSIALISASI.doc
KEPRIBADIAN
A. Pengertian Kepribadian
Dalam penjelasan tentang
agen-agen sosialisasi telah disinggung tentang pentingnya sosialisasi dalam
membentuk karakter kepribadian seseorang. Bagaimana sosialisasi berjalan
membentuk kepribadian yang unik karena setiap manusia mempunyai kepribadian
yang berbeda walaupun hidup dalam lingkungan yang sama.
Kepribadian
merupakan gambaran secara umum dari perilaku seorang individu yang sangat khas
yang dapat terlihat dari perilaku seharihari. Wujud nyata dari kepribadian
dapat berupa banyak hal antara lain perangai, sikap, atau perilaku, tutur kata,
persepsi, kegemaran, keimanan, dan sebagainya. Kepribadian merupakan perpaduan
antara warisan biologis yang diterima seseorang dari leluhurnya dengan pengaruh lingkungan melalui proses interaksi dan proses
sosialisasi sejak lahir hingga dewasa. Sebelum kalian mengetahui faktor-faktor yang
memengaruhi terbentuknya kepribadian maka terlebih dahulu kalian harus
mengetahui apa yang dimaksud dengan kepribadian.
1.
Theodore M.
Newcomb
Kepribadian adalah organisasi
sikap-sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku.
2.
J. Milton Yinger
Kepribadian adalah keseluruhan perilaku
dari seseorang individu dengan sistem kecenderungan tertentu
yang berinteraksi dengan serangkaian situasi. Yang dimaksud dengan kecenderungan tertentu itu adalah bahwa setiap orang mempunyai cara
berperilaku yang khas dan bertindak sama setiap hari.
3.
John F. Cuber
Kepribadian adalah gabungan keseluruhan dari sifat-sifat
yang tampak dan dapat dilihat
oleh
seseorang.
4.
M.A. W Brower
Keribadian adalah adalah corak
tingkah laku sosial yang meliputi corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini,
dan sikap-sikap seseorang.
5.
Horton
Kepribadian adalah keseluruhan
sikap, perasaan, eksperesi, dan temperamen itu akan terwujud dalam tindakan
seseorang jika dihadapkan pada stuasi tertentu. Setiap orang mempunyai kecenderungan berperilaku yang baku, atau berpola dan konsisten,
sehingga menjadi ciri khas pribadinya.
6.
Schaefer &, Lamm
Kepribadian sebagai keseluruhan pola
sikap, kebutuhan, ciri-ciri khas, dan perilaku seseorang. Pola berarti
seseuatu yang sudah menjadi standar atau baku, berlaku terus‑ menerus secara konsisten dalam menghadapi
stuasi yang dihadapi.
Jadi berdasarkan beberapa pendapat di
atas, dapat diambil kesimpulan bahwa kepribadian adalah
keseluruhan tingkah laku,nilai,pola berfikir yang dinamis dan terintegrasi
serta bersifat unik (khas) yang berhubungan dengan
perbuatan-perbuatan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Kepribadian merupakan ciri-ciri
watak yang khas yang dimiliki setiap individu yang berbeda satu sama lain
dan menjadi identitas bagi dirinya
B. Faktor-Faktor Penentu Pembentukan Kepribadian
1.
Warisan
biologis, semua hal yang diterima seseorang
sebagai manusia melalui gen kedua
orang tuannya. Setiap manusia sehat dan normal memiliki kesamaan biologis tertentu seperti tubuh dengan dua tangan, dua
kaki, lima indra dan otak yang komplek. Kesamaan biologis ini
menjelaskan kemiripan kepribadian dan tingkah laku antarmanusia. misalnya
bentuk tubuh, apakah endomorph/gemuk bulat, ectomorph/kurus tinggi, dan
esomorph/atletis. Dari beberapa penelitian diketahui bahwa mesomorph lebih
berpeluang melakukan tindakan-tindakan, termasuk berperilaku menyimpang dan
melakukan kejahatan)
2.
Faktor Lingkungan fisik (faktor
geografis), sangat mempengaruhi perkembangan kepribadian seseorang meskipun beberapa ahli sosiologi. berpendapat bahwa
faktor lingkungan georafis tidak begitu penting pengaruhnya
terhadap kepribadian seseorang dibandingkan dengan faktor-faktor yang lain.
Contohnya beda kekayaan alam, dimana orang yang mempunyai
kekayaan alam yang banyak mereka mudah untuk memenuhi kebutuhan hidup, berbeda
dengan orang yang sumber kekayaannya rendah mereka harus berjuang keras untuk
memenuhi kebutuhan hidup mereka.
3.
Faktor lingkungan kultural (Kebudayaan khusus masyarakat), dapat berupa:
1)
Kebudayaan khusus kedaerahan atau etnis (Jawa, Sunda,
Batak, Minang, dst.)
Cara hidup yang
berbeda antara desa (daerah agararis-tradisional) dengan kota
(daerah industri-modern)
2) Kebudayaan khusus kelas sosial (ingat: kelas
sosial buka sekedar kumpulan dari
Orang-orang yang tingkat ekonomi, pendidikan
atau derajat sosial yang sama,
Tetapi lebih merupakan gaya hidup)
3)
Kebudayaan khusus karena perbedaan agama (Islam, Kristen,
Katholik, Hindu,
Budha, dan
lain-lain)
4)
Pekerjaan atau keahlian (guru, dosen, birokrat, politisi,
tentara, pedagang,
Wartawan, dll.)
4.
Faktor Pengalaman Kelompok, terdapat dua kelompok yang cukup berpengaruh dalam perkembangan kepribadian seseorang yaitu sebagai berikut
Ø
Kelompok acuan (Kelompok Reference), yang menjadi acuan
adalah keluarga, teman
sebaya.
Ø
Kelompok. Majemuk, kelopok ini lebih menunjukkan kepada
realita masyarakat yang lebih komplek dan beraneka ragam. Dimana dalam kelompok
majemuk seorang anak akan menemukan ada banyak orang dengan karakter dan
kepribadian yang berbeda-beda. (LKS. Kelas X hal. 7-18).
5.
Faktor
Pengalaman yang unik (misalnya sensasi-sensasi ketika seseorang dalam situasi jatuh
cinta)
C. Faktor
dasar yang mempengaruhi pembentukan kepribadian
1. Sifat dasar
Sifat dasar merupakan keseluruhan potensi-potensi
yang diwarisi oleh seorang dari ayah dan ibunya yang diperoleh
saat konsepsi (saat terjadinya hubungan suami istri ). sifat dasar yang masih merupakan potensi tersebut akan berkembang menjadi aktualisasi karena pengaruh faktor-faktor
lain
2.. Lingkungan prenatal
Lingkungan prenatal
merupakan lingkungan dalam kandungan ibu. Pada periode ini individu mendapat
pengaruh tidak langsung dari ibu. Pengaruh itu antara lain:
a.
struktur tubuh ibu merupakan kondisi yang mempengaruhi
pertumbuhan bayi dalam kandungan
b.
beberapa jenis penyakit yang diderita ibu seperti
diabetes, aid, secara langsung berpengaruh terhadap perkembangan mental,
penglihatan dan pendengaran si bayi
c.
gangguan pada kelenjar endokrin yang dapat mengakibatkan
keterbelakangan perkembangan anak
d. shock pada saat
melahirkan dapat mernpengaruhi kondisi anak.
3. Perbedaan individual (perorangan)
Perbedaan individual
meliputi perbedaan cirri-ciri fisik, seperti warna mata, kulit, rambut, bentuk
badan.
4. Lingkungan
Lingkungan adalah segala kondisi
disekeliling individu yang mempengaruhi proses sosialisasi. Lingkungan dapat
dibagi atas tiga bagia yaitu (lingkungan alam,lingkungan kebudayaan,dan
lingkungan sosial)
5. motivasi
Motivasi merupakan
kekuatan dari dalam diri individu yang mendorong individu untuk berbuat
sesuatu. Motivasi dibedakan menjadi dorongan dan kebutuhan.
D. Unsur-unsur penyusun Kepribadian
Ada beberapa unsur penyusun kepribadian
1.
Pengetahuan
Pengetahuan individu terisi dengan
fantasi, pemahaman, dan konsep yang lahir dari pengamatan
dan pengalaman mengenai bermacam-macam hal yang berada dalam lingkungan individu tersebut. Semua itu direkam dalam otak dan sedikit demi
sedikit diungkapkan oleh individu tersebut dalam bentuk perilaku.
2.
Perasaan
Adalah suatu keadaan dalam kesadaran
manusia yang menghasilkan penilaian positif atau negatif terhadap
sesuatu. Bentuk penilaian itu dipengaruhi oleh pengatahuannya.
3.
Dorongan Naluri
Adalah kemauan yang sudah merupakan
naluri pada setiap manusia. Ada tujuh macam dorongan naluri, yaitu
:
1)
Dorongan untuk mempertahankan
hidup
2)
Dorongan seksual
3)
Dorongan untuk mencari makan
4)
Dorongan untuk bergual dan
berinteraksi dengan sesama manusia
5)
Dorongan untuk meniru tingkah
laku sesamanya
6)
Dorongan untuk berbakti
7)
Dorongan untuk keindahan
bentuk, warna, suara dan gerak.
Beberapa
karakteristik kepribadian
·
Mampu menilai diri secara realistik
·
Mampu menilai stuasi secara realistik
·
Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik
·
Menerima tanggung jawab
·
Kemandirian
·
Dapat mengontrol emosi
·
Berorientasi tujuan
·
Berorientasi keluar
·
Penerimaan sosial
·
Memeiliki filsafat hidup
·
Berbahagia
Sedangkan kepribadian yang tidak sehat ditandai
dengan karakteristik sebagai berikut
o
Mudah marah
o
Menunjukkan kecemasan
o
Sering merasa tertekan bersikap kejam atau senang
mengganggu orang lain yang usianya relatif lebih muda atau terhadap binatang
o
Memiliki kebiasaan berbohong
o
Hiperaktif
o
Bersikap memusuhi segala bentuk otoritas.
o
Gemar mengkritik atau mencemooh orang lain.
o
Susah tidur
E.
Hubungan Kepribadian dengan sosialisasi
Hubungan antara kepribadian
dengan sosialisasi sangat erat dimana kalau sosialisasi seorang individu baik, maka kepribadiannya akan baik karena dia dibentuk
oleh keluarga yang baik.
KEBUDAYAAN DAN KEPRIBADIAN
1. Pengertian Kebudayaan
- Koentjaraningrat menyebutkan bahwa kata kebudayaan berasal dari kata sangserkerta buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari kata buddhi, bearti budi atau akal, dengan demikian, kebudayaan bisa diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan akal.
- E.B. Tylor (1871.) kebudayaan adalah komplek yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
- Selo Soemarjan dan Soelaeman Soemardei merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil, karya, rasa, dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah (material culture) yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk keperluan masyarakat.
- Kluckhohn & Kelly kebudayaan adalah semua rancangan hidup yang tercipta secara historis, baik yang eksplisit maupun implisit, rasional, irasional yang ada pada suatu waktu sebagai pedoman yang potensial untuk perilaku manusia.
5. Menurut J.J Hoenigman wujud kebudayaan ada
tiga yaitu
a)
Gagasan
Merupakan
wujud ideal kebudayaan yang berupa kumpulan ide-ide. nilai-nilai, norma-noma,
peraturan, dan sebagainya. Sifatnya abstrak, tidak dapat diraba, dan disentuh.
Wujud kebudayaan ini terletak dalam, kepala-kepala atau di dalam pikiran warga
masyarakat.
b)
Aktivitas
Merupakan
wujud kebudayaan sebagai suatu kegiatan serta tindakan berpola dari manusia
dalam masyarakat itu. Wujud ini disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini
terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan
kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu
berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya bisa diamati, difoto, dan
didokumentasikan.
c)
Artefak
Merupakan
wujud kebudayaan fisik yang bempa hasil dari aktivitas, perhuatan. dan karya
manusia dalam masyarakat. Wujud artefak dapat herupa benda-benda atau hal yang
dapat, dilihat, dan didokumentasikan.
Berdasarkan beberapa
pendapat para ahli diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kebudayaan adalah
keseluruhan dari sistem gagasan, ide, tindakan dan hasil karya manusia yang
diperoleh oleh manusia tersebut dari hasil belajar dalam masyarakatnya.
2. Unsur-unsur Kebudayaan
Menurut Mellville J. Herskovirs mengajukan empat unsur
pokok kebudayaan, yaitu
1)
Alat-alat teknologi
2)
Sistem ekonomi
3)
Keluarga
4)
Kekuasaan Politik
Bronislaw malanowski, yang terkenal sebagai
salah seorang pelopor teori fungsional dalam antropoiogi, menyebut unsur-unsur
pokok kebudayaan antara lain:
a) Sistem norma yang memungkinkan kerjasama antara para
anggota masyarakat di dalam upaya menguasai alam, sekelilingnya,
b) Organisasi ekonomi
c) Alat-alat dan lembaga atau petugas pendidikan, perlu
diingat bahwa keluarga merupakan lembaga pendidikan yang utama.
d) Organisasi kekuatan
Menurut Antropolog C. Kluckhohn dalam sebuah karyanya yang
berjudul Universal Categories of culture ada tujuh unsur kebudayaan yang
bersifat universal yaitu :
1)
Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian
perumahan, alat-alat rumah tangga, senjata, alat-alat produksi, dan transport).
2)
Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi (pertanian,
peternakan, sistem produksi, sistem
distribusi dan sebagainya).
3)
Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik,
sistem hukum, sistem perkawinan)
4)
Bahasa (lisan maupun tertulis)
5)
Kesenian (seni rupa, seni suara. seni gerak dan
sebagainya)
6)
Sistem pengetahuan
7)
Religi
(sistem kepercayaan).
PENGARUH SOSIALISASI NILAI (BUDAYA) TERHADAP PEMBENTUKAN
KEPRIBADIAN
Dari
bagan di atas, kita bisa melihat bahwa kepribadian seseorang banyak dipengaruhi
oleh faktor lingkungan dan media massa. Tidak aneh apabila ada anak yang telah
dibekali oleh orang tuanya denganberagam nilai dan norma, menjadi berantakan
karena bergaul dengan lingkungan yang tidak sehat. Apalagi di era globalisasi
ditandai dengan pergaulan bebas. Nilai dan norma yang telah ditanamkan oleh
kedua orang tua seakan-akan menjadi absurd dan ketinggalan zaman. Benarkah?
Selain itu, kepribadian seseorang dipengaruhi pula oleh
kebudayaan yang berlaku di lingkungan sekitar. Kebudayaan merupakan polapola
tindakan yang sering diulang-ulang yang akhirnya menjadi sebuah kebiasaan.
Kebiasaan-kebiasaan ini digunakan untuk memberikan arah kepada individu ataupun
kelompok, bagaimana seharusnya ia berhubungan atau berinteraksi dengan orang
lain bahkan, telah menjadi tuntutan masyarakat di mana pun dan dalam kurun
waktu kapan pun. Oleh karena itu, kebiasaan-kebiasaan melekat dalam diri
masyarakat, diperkenalkan dan dipelajari oleh individuindivitu secara
terus-menerus. Dalam proses yang panjang inilah, kepribadian terbentuk seiring
dan sesuai dengan kebudayaan setempat. Oleh karena itu, kebudayaan antarsatu
daerah dengan daerah lain berbeda, maka dapat dipastikan kepribadian dari dua
kebudayaan tersebut berbeda pula. Misalnya, seorang yang berasal dari suku Jawa
tentu memiliki kepribadian yang berbeda dengan seorang yang berasal dari suku
Batak. Orang yang berasal dari suku Jawa terkesan lebih halus dan lembut. Namun,
orang Batak terkesan tegas dan keras. Perbedaan ini menunjukkan adanya pengaruh
kebudayaan terhadap pembentukan kepribadian seseorang.
AKTIVITAS KELOMPOK
Selain
proses sosialisasi, kebudayaan setempat dapat memengaruhi kepribadian
seseorang. Misalnya, orang asing yang berasal dari budaya Barat akan memiliki
kepribadian yang berbeda dengan orang yang berbudaya Timur. Sebagai tugas terakhirmu
dalam bab ini, cobalah bersama teman sekelompokmu membuat sebuah kliping yang
menunjukkan adanya pengaruh kebudayaan terhadap kepribadian individu.
Selanjutnya, berikan kesimpulan sederhana mengenai isi kliping yang telah
kalian buat. Hasilnya kumpulkan kepada guru tepat pada waktu yang telah
ditentukan. Selamat bekerja
RANGKUMAN
Sosialisasi
merupakan suatu proses di mana individu mulai menerima dan menyesuaikan diri
dengan unsur-unsur kebudayaan (adat istiadat, perilaku, bahasa, dan
kebiasaan-kebiasaan) masyarakat, mulai dari lingkungan keluarga sampai pada
masyarakat luas. Proses sosialisasi yang dialami oleh individu mampu membentuk
kepribadian diri individu tersebut. Dengan kata lain, sosialisasi merupakan
salah satu proses dalam pembentukan kepribadian.
Untuk
memahami lebih lanjut, salin dan lengkapilah beberapa pengertian di bawah ini
ke dalam buku catatanmu dengan menggunakan beragam sumber pustaka
Faktor yang Memengaruhi
Pembentukan kepribadian
a. Sifat dasar
b. Lingkungan
c. . . . .
d. . . . .
e. Motivasi
2. Media-Media
Sosialisasi
a. Keluarga
b. Sekolah
c. . . . .
d. Media
3. Faktor-Faktor
Pembentukan Kepribadian
a. Warisan biologis
b. . . . .
c. Lingkungan sosial
4. Tahap Pengembangan
Diri/Kepribadian Menurut Mead
a. Imitation stage
b. . . . .
c. . . . .
d. Generalized
Others
UJI KOMPETENSI
A. Jawablah pertanyaan dengan tepat!
1. Jelaskan pengertian sosialisasi menurut
Hasan Shadily!
2. Sebutkan dan jelaskan dua cara terjadinya
sosialisasi!
3. Jelaskan fungsi umum sosialisasi!
4. Sebutkan faktor-faktor pembentuk
kepribadian!
5. Jelaskan peranan sosialisasi dalam
membentuk kepribadian!
6. Jelaskan mengapa keluarga disebut tempat
pertama berlangsungnya sosialisasi!
7. Sebutkan fungsi penting sekolah dalam
proses sosialisasi!
8. Sebutkan tujuan dari
proses sosialisasi itu sendiri!
9. Bilamana proses
sosialisasi dikatakan berhasil?
10. Jelaskan hubungan
antara sosialisasi dengan kepribadian!
keren isi nya
BalasHapusJ-V Gaming to launch new live dealer studios at J-V casino
BalasHapusJ-V Gaming has 강릉 출장샵 partnered with 서산 출장샵 Relax Gaming, a leading content provider in 고양 출장마사지 the iGaming industry, to produce 구리 출장마사지 and distribute slot machine and 전라북도 출장샵 table